upah.co.idPIKIRAN RAKYAT – IDstar, perusahaan yang menyediakan layanan Robotic Process Automation (RPA) dan Intelligent Automation (AI), menggandeng IBM Automation dalam mengembangkan Global Development Center di Indonesia.

Penandatanganan kerja sama ini diwakili oleh Ferdinand Prasetyo, CEO IDs tar, dan Cin Cin Go, Country General Manager & Technology IBM, dalam acara yang bertajuk Unlocking New Markets: Expanding Business with Digital Automation. Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai petinggi perusahaan di bidang perbankan, telekomunikasi, dan BUMN di Jakarta belum lama ini.

Ferdinand Prasetyo mengatakan tantangan yang akan dihadapi pelaku bisnis ke depan akan semakin besar. Dari legacy system (sistem yang sudah lawas dan tidak sesuai dengan tuntutan bisnis), compliance and regulatory burden, data management and analytics, cybersecurity threat hingga customer expectation and experience dapat menghambat performa bisnis.

“Semua challenges itu memerlukan proses administrasi sehingga di sinilah RPA hadir. RPA membantu dan mempercepat proses, serta mengotomatisasi pekerjaan repetitif yang biasa dikerjakan manual,” ucap Ferdinand.

Implementasi RPA pada perusahaan akan menghemat hingga 60% biaya dan meningkatkan produktivitas serta efisiensi proses hingga 20–60%. Inovasi ini juga memangkas waktu pemrosesan data hingga 40% dan memaksimalkan operasi bisnis tanpa menambah SDM. Regulatory compliance cost pun berkurang hingga 50%.

Menurut Ferdinand, ada banyak proses dalam end-to-end suatu bisnis. Untuk membantu mengoptimalkan berbagai proses ini, RPA, IDP (Intelligent Document Processing), Chatbot, AI/ML dapat dikombinasikan sesuai kebutuhan perusahaan. Contohnya, proses administratif yang repetitif dapat dipangkas dengan RPA. Sementara itu, IDP (Intelligent Document Processing) dapat membantu pemrosesan data dari isi dokumen yang tidak teratur, seperti invoice dan berita acara.

“IDP bisa mengenal dan memahami data atau informasi yang harus disimpan. Setelahnya, RPA diperlukan untuk mempercepat proses hingga akhir,” papar Ferdinand.

Ferdinand menyatakan, sudah saatnya pelaku bisnis di Indonesia merangkul RPA atau menggunakan Intelligent Automation Service dalam menjalankan usahanya. Untuk memulai transformasi digital ini, process mining dapat menjadi tahap awal guna mengidentifikasi masalah dan proses yang dapat dioptimalkan agar menguntungkan perusahaan.

Process mining dapat menganalisis event logs dan data dari beragam sistem. Setelahnya, kita bisa mengetahui proses bisnis yang sebenarnya terjadi berdasarkan data-data yang dikumpulkan,” ujarnya lagi.

Process mining adalah teknik analisis data untuk memahami dan memvisualisasikan alur proses bisnis yang sebenarnya berdasarkan data yang ada. Proses ini membantu perusahaan untuk mengidentifikasi area yang dapat dioptimalkan dan diotomatisasi.

“Dengan process mining, kita bisa mendapatkan visibility, lalu insight dari data yang dikumpulkan. Kita jadi bisa tahu mana proses yang menghambat (bottleneck) dan mana yang bermasalah,” ujar Ferdinand.

“Kombinasi antara process mining dan automation tool lain tentu menguntungkan perusahaan,” tegasnya.

Dengan kolaborasi teknologi antara IDstar dan IBM Automation, karyawan tetap bisa mengerjakan tugas lain selama robot memproses data di belakang layar. Teknologi ini juga memungkinkan 15 robot berjalan bersamaan.

Sebagai perusahaan konsultan & penyedia talenta IT terkemuka, IDstar menyediakan solusi IT yang inovatif untuk bisnis di seluruh dunia. Dengan pakar IT dan tim scrum yang andal dan fleksibel, IDstar membantu banyak klien untuk mentransformasi bisnisnya ke dunia digital.

“IDstar bercita-cita untuk melihat generasi siap digital yang berinovasi dan memimpin bisnis cerdas di seluruh Asia. Kami juga membangun, mempercepat, mendukung dan memberdayakan setiap transformasi bisnis organisasi,” tutup CSO PT IDstar Cipta Teknologi, Brenda Regina Hansen.***