Syair – Johan Zarco turut menjadi bagian dari keterpurukan Honda sebagai pabrikan terburuk sepanjang gelaran tiga seri balapan pertama MotoGP 2024.

Melihat empat pembalap Honda berderet di posisi buncit bukan lagi pemandangan asing meski mereka diperkuat rider-rider juara dunia hingga pemenang lomba grand prix.

Nestapa Honda berlanjut pada seri terkini yakni MotoGP Americas di Circuit of The Americas (COTA), Austin, beberapa waktu lalu.

Di sirkuit di mana mereka menang delapan kali bersama Marc Marquez (7 kali) dan Alex Rins (1 kali), Honda justru terjerembab.

Tiga dari 4 pembalap Honda tak mampu finis usai setelah bergiliran mengalami crash. Mereka adalah Johann Zarco, Takaaki Nakagami (LCR Honda), dan Joan Mir (Repsol Honda).

Cuma Luca Marini yang sampai finis, tetapi hasilnya pun nihil karena dia menempati posisi ke-16 dan paling belakang.

Dalam situasi demikian, Zarco mengalami perubahan masif.

Tahun lalu dia mampu finis di posisi kelima klasemen akhir bersama tim satelit Ducati, Pramac, dengan hasil 1 kemenangan dan 4 podium lainnya pada balapan hari Minggu.

Meski begitu, Zarco tak lantas meratapi nasibnya yang lepas dari klan Ducati.

Juara MotoGP Australia 2023 itu masih menyimpan kesabaran tinggi dalam menanti kebangkitan Honda. Memang, stres karena hasil buruk juga dirasakannya.

“Begitulah situasinya sekarang, tetapi saya masih bisa mengatasinya.”

“Saya hanya menyampaikan feedback lalu sisanya terserah pada insinyur. Saya bukan seorang insinyur dan saya tidak akan memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan.”

“Kami berjuang dengan motor yang sebenarnya sudah punya fondasi yang sangat baik dan sedang dikembangkan sekarang.”

“Hanya saja kami masih mencari fondasi yang terbaik dan itu sebabnya terkadang kami punya masalah besar dan tertinggal jauh.”

“Akan tetapi, saya sangat percaya pada orang-orang Jepang (Honda),” tandas pembalap asal Cannes, Prancis, itu.

Tahun ini Zarco sebenarnya bisa saja bertahan Pramac karena dia mendapat tawaran kontrak baru selama satu musim.

Akan tetapi, Juara Dunia Moto2 dua kali tersebut memilih pergi ke Honda yang menawarkan kontrak dua musim ke depan.

Bukan semata karena durasi kontrak yang lebih menjanjikan, ada hal lain yang membuat pembalap 33 tahun itu mau pindah ke tim yang sedang ‘sakit’ ini.

“Dengan proyek baru (Honda) ini saya bisa melihat lebih jauh ke masa depan,” kata Zarco.

“Ini juga dapat membantu saya berkembang sebagai seorang atlet. Maka dari itu opsi ini sangat menarik bagi saya.”

“Selama liburan musim dingin kemarin saya mengembangkan diri sebagai seorang atlet berkat cara saya berlatih. Ini bagus karena artinya saya bisa tampil lebih baik lagi di atas motor.”

“Saya ingin menghilangkan tekanan-tekanan lain demi meraih hasil baik. Cukup tekanan dari diri saya sendiri untuk menunjukkan hasil yang lebih bagus lagi,” pungkas Zarco.