Syair – The Bosnian Menace kembali unjuk gigi usai mengalahkan sang penghuni ranking dua teratas, Jacob Smith, dalam duel Muay Thai selama tiga ronde pada Sabtu (6/4/2024).

Puric mengandalkan dua knockdown untuk meraih kemenangan mutlak atas Smith setelah aksi tiga ronde kelas terbang Muay Thai yang cukup liar.

Awalnya sang lawan bertarung menekan tetapi Puric membalas dengan serangan balasan yang tepat sasaran.

Smith pun menerima hukuman pertama di ronde kedua setelah Puric mengenainya dengan uppercut cepat untuk mencetak knockdown pertama di laga mereka.

Segera setelah Smith menjawab delapan hitungan wasit, Puric kembali menjatuhkannya pada detik-detik terakhir dengan sebuah straight kanan.

Menyadari dirinya tertinggal poin, Smith segera melontarkan serangan dengan membabi buta di ronde penutup.

Namun, veteran berusia 39 tahun itu dengan efektif menghindar dan dia menyambungkan serangan balasan untuk membuat lawan agresif asal Inggris itu frustrasi.

Puncak dari kegelisahan Smith itu pun terjadi di ronde ketiga ketika ia menyerang Puric yang berlutut membelakanginya dengan kaki.

Alhasil, Smith segera mendapat teguran wasit Olivier Coste serta cibiran oleh seisi stadion.

Di sisi lain, Denis Puric juga beberapa kali mendapatkan teguran oleh wasit karena membelakangi lawan.

Hal itu pun menyulitkan Smith untuk mendaratkan serangan karena berpotensi mengenai daerah terlarang yang membahayakan.

Pada akhirnya Puric meraih keputusan juri dan membawa rekornya menjadi 41-13.

Dengan kemenangan itu, dia dapat masuk ke dalam jajaran lima besar kelas terbang Muay Thai, termasuk meraih laga impian melawan Rodtang.

Puric tak segan untuk menyuarakan keinginannya ketika diwawancarai oleh Mitch Chilson usai laga tersebut.

“Saya menginginkan Rodtang! The Bosnian Menace menginginkan semuanya. Secara statistik laga ini akan sangat menarik,” ujar Puric.

“Berikutnya saya menginginkan Rodtang. Saya adalah fans dan saya tak punya masalah dengannya.”

“Namun, saya ada di sini untuk melawan yang terbaik.”

“Jadi mari kita lakukan ini,” lanjutnya.

Puric mengungkapkan tantangan itu dengan mata berkaca-kaca di mana dia teringat pada masa lalunya yang sulit sebagai pengungsi dari Bosnia yang berkecamuk kala itu.

Saking beratnya hidup sebagai pengungsi perang, atlet berusia 39 tahun itu harus mencari makan dengan mengais-ais trotoar jalanan.

“Datang dari negara perang sebagai pengungsi, saya tak memiliki apa-apa,” lanjutnya.

“Saya bahkan mencari makan dari trotoar jalanan tetapi lihatlah saya sekarang,” pungkasnya

Kemenangan itu jadi yang kedua beruntun bagi Puric usai menaklukkan Nguyen Tran Duy Nhat pada akhir Desember lalu.

Puric terbukti telah melalui semua rintangan hidup untuk meraih puncak kejayaan melalui disiplin Muay Thai di ONE Championship.